Pastilah Engkau sedang sibuk saat ini. Sedang memantau peperangan yang terjadi di belahan bumi lainnya ‘kah? Atau sedang mengamati dan menertawakan tingkah polah manusia? Ini aku Ya Allah, hambamu salah satu dari miliaran ciptaan-Mu, namun mungkin nomor satu dalam hal keinginan berkeluh kesah. Maaf jika sampai sekarang aku termasuk golongan yang tak tahu diri. Hanya datang pada-Mu ketika aku sedang membutuhkan sesuatu.
Maaf jika selama ini aku sering mengabaikan-Mu hingga sering bermalas-malasan untuk pergi ke rumah-Mu. Namun dengan segala kerendahan hati, bersediakah Engkau mendengarkan segala keluh kesahku ini?
Ya Allah, andai aku selalu tahu kenapa perasaan cemas datang melandaku. Kadang ia hadir tanpa alasan, mungkin karena aku takut dan sering merasa sendirian.
Andai aku selalu tahu kenapa rasa takut kadang menyergapku. Namun aku belum tentu punya alasan untuk menjelaskan ketakutan itu. Perasaan itu hadir begitu saja, menunda bahagia. Aku tambah kalut jika tak tahu apa sebabnya.
Mungkin aku takut karena merasa kesepian. aku benar-benar merasa kehilangan teman-teman. Di usiaku yang sekarang, sahabat memang datang dan pergi. Tapi jika ada di samping pun, aku tetap merasa asing dan sendiri.
Tolong, Ya Allah, ingatkan aku bahwa sebenarnya Kau sahabat terbaikku. Aku tak pernah sendirian, karena kau mengerti aku dan selalu mendengarkan. Aku mohon, ingatkan aku untuk selalu dekat kepadaMu. Supaya aku selalu bersandar dan berbagi cerita dengan-Mu, sehingga aku tak perlu lagi merasa kesepian seperti ini.
Kalau harus jujur, aku pun sebenarnya sedikit cemas tentang pekerjaan. Bagaimana bisa aku berjuang di lautan manusia yang sama-sama butuh lowongan?
Malam ini aku membuka mata kemudian merasa cemas luar biasa. Aku tidak tahu, apakah memang rasa ini sengaja Kau kirimkan padaku supaya aku kembali mengingat-Mu? Yang jelas aku mulai mengkhawatirkan nasib pekerjaanku. Di usiaku ini memang aku sedang kelimpungan mencari pekerjaan yang pas untukku. Bagaimana bisa aku berjuang di lautan manusia yang sama-sama membutuhkan lowongan? Aku sering meragukan kemampuan bahkan merasa rendah diri dibuatnya
Mataku terbuka bahwa inilah hidup yang sebenarnya. Bahwa dunia ini seperti hutan belantara dan aku harus mampu berjuang hingga titik darah penghabisan supaya bisa bertahan agar dapat hidup. Ya Allah, bersediakah kau cukupkan keberanian yang ada di dalam diriku? Supaya aku bisa dengan maksimal memanfaatkan talenta yang Kau berikan padaku. Aku percaya, Engkau membekali setiap manusia dengan kemampuannya masing-masing.
Dan, aku juga percaya bahwa bagaimanapun caranya aku pasti bisa menemukan jalanku di antara labirin pekerjaan. Bahwa suatu saat nanti aku pasti menemukan pekerjaan yang sesuai dengan renjanaku. Hingga saatnya tiba nanti kuatkanlah hatiku, semoga aku tidak gampang berputus asa digilas kekejaman dunia pekerjaan.
Bagaimana masa depanku akan berjalan? Mampukah aku memimpin hidupku? Tolong, yakinkan aku semoga aku mampu menapaki jalan
Ya Allah, bolehkah aku mengajukan pertanyaan? Bagaimana bentuk masa depanku kelak? Apakah nantinya aku juga akan memiliki beberapa anak dan rumah mungil bersama belahan hatiku? Apakah nantinya aku sanggup mengemban beban berat di pundakku? Bisakah aku berperan sebagai orangtua bagi anakku? Aku selalu bergidik dan kecemasan selalu datang bertubi ketika memikirkan masa depanku. semua Nikmatmu terasa begitu berat.
Aku tahu Ya Allah, masa depanku sudah ada porsinya dan tak perlu lagi kurisaukan. Ajari aku Ya Allah, untuk hanya berfokus pada kehidupanku yang sekarang. Semoga aku tak lagi merisaukan masa depan yang tentu sudah kau persiapkan jalannya. Jangan bosan untuk mengingatkanku bahwa aku hanya harus hidup untuk hari ini. Menjalani hariku sebaik-baiknya dan tak perlu memikirkan terlalu jauh ke depan. Yakinkan aku bahwa semua sudah ada rutenya masing-masing....
Terimakasih Ya Allah, yang sudah mau meluangkan waktu di antara kesibukan-Mu mengawasi dunia untuk sekedar mendengarkan curahan hatiku. Semoga aku semakin menghargai hidup yang kau beri. Semoga tiap kali membuka mata aku selalu bisa mensyukuri udara yang masih bisa kuhela dan berhenti merutuki nasib diri. Terimakasih atas segala anugerah yang kau berikan, semoga aku tak perlu lagi mencemaskan masa depan...
Wassalamuallaikum Wr.Wb.
Wassalamuallaikum Wr.Wb.
Lanang Maulana
kamis 10.01.2019E